Polisi Geledah Barang Bawaan Pelajar

Polisi Geledah Barang Bawaan Pelajar

Antisipasi Tawuran MAGELANGEKSPRES.COM, MAGELANG UTARA - Imbas tawuran yang merenggut satu korban jiwa, Kamis (30/1) lalu di Blabak, Mungkid, Kabupaten Magelang membuat jajaran Polres Magelang Kota melakukan langkah antisipasi. Jumat (1/2) pagi ratusan pelajar diperiksa barang bawaannya di kawasan Kampung Tuguran, Jalan Pahlawan, Magelang Utara. Puluhan petugas kepolisian dari Polsek Magelang Utara, Satlantas, Sat Intelkam, Satreskrim, dan Sabhara dengan detail mengentikan laju kendaraan angkutan umum yang membawa para pelajar. Baik angkot maupun bus tak luput dari pemeriksaan kepolisian. Pemeriksaan dilakukan dengan cara menurunkan penumpang yang mayoritas adalah pelajar SMA sederajat ini dan memeriksa satu demi satu barang bawaan mereka. Selain penumpang, pengeledahan juga dilakukan terhadap sepeda motor yang dibawa oleh para pelajar. ”Dari hasil razia yang kami lakukan, sejauh ini tidak menemukan barang-barang mencurigakan dan membahayakan seperti senjata tajam, minuman keras, dan lainnya,” kata Kepala Kepolisian Sektor Magelang Utara, Kompol I Gede Suarti saat memimpin jalannya razia. Ia menjelaskan, razia terhadap para pelajar, terutama siswa SMA/SMK, sengaja dilakukan, untuk mencegah terjadinya tawuran atau perkelahian siswa antarsekolah. Telebih lagi, setelah mencuatnya kasus tawuran yang menewaskan seorang pelajar, sehingga berpotensi timbulnya aksi balasan. ”Kegiatan ini untuk mencegah aksi tawuran siswa antarsekolah yang sering terjadi di Kota Magelang. Wilayah Magelang Utara, dinilai sangat rawan perkelahian antarpelajar, karena di wilayah tersebut terdapat beberapa sekolah yang sering terlibat tawuran,” ujarnya. Dikonfirmasi terpisah, Pengawas SMK Balai Pengendali Pendidikan Menengah dan Khusus (BP2MK) Wilayah IV, Prihestu Hartomo menegaskan, pihaknya telah meminta kedua sekolah yang terlibat tawuran untuk mengumpulkan orangtua siswa, di sekolah masing-masing. Prihestu mendesak sekolah tersebut untuk memberikan penekanan, pengawasan serta pembinaan baik kepada siswa maupun orangtua. ”Kami sudah menyambangi kedua sekolah yang sebelumnya terlibat aksi tawuran ini agar bisa mengumpulkan orangtua. Kami minta kedua sekolah tersebut untuk meredam kasus ini,” tandasnya. Prihestu juga meminta kedua sekolah tersebut untuk lebih memperhatikan aktivitas siswa dan juga mendengar keluhan siswa. Kemudian, peran guru karena dirasa sangat vital dalam meredam konflik baik di dalam sekolah ataupun di luar sekolah. ”Akan kami dorong penekanan karakter di SMK. Bukan lagi zamannya guru memarahi siswa. Jika siswa ada masalah, rangkul mereka dan beri perhatian secara menyeluruh. Kita akan lakukan penanaman karakter dan pembinaan wawasan kebangsaan kepada siswa,” jelas Prihestu. Prihestu mengaku, pihaknya sangat menyesali adanya aksi tawuran yang menyebabkan satu orang siswa meninggal dunia. Untuk itu, pihaknya akan lebih melakukan pengawasan secara intensif. ”Sebenarnya upaya meredam tawuran salah satunya jam belajar yang pulang sampai sore hari, itu cukup efektif. Siswa sudah seharian belajar, capek, tinggal pulang dan beristirahat di rumah. Ke depan tidak hanya itu, akan kami kuatkan peran sekolah dan orangtua,” pungkasnya. (wid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: